Journalism for the Intellectuals
Posted in
Label:
Tulisan
|
di
2/23/2013 10:12:00 AM
Journalism for the Intellectuals
oleh:
Andi Misbahul Pratiwi
Pendidikan Jurnalisme
untuk insan akademisi. Pelatihan jurnalistik yang bertemakan Quantum jurnalisme
diselenggarakan oleh Lingkar Studi Mahasiswa (LISUMA) Indonesia di Graha wisata
TMII, Jakarta Timur. Acara tersebut berlangsung selama lima hari, dimulai dari
tanggal 20-24 Februari 2013 yang dihadiri oleh 24 mahasiswa dari berbagai
kampus serta menghadirkan beberapa wartawan senior sebagai pemateri.
Jurnalistik,
dalam bahasa latin disebut journal yang berarti catatan harian.
Kegiatan-kegiatan jurnalistik terdapat di semua aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara, hal itu disebabkan karena setiap manusia membutuhkan informasi dan
kegiaatan jurnalistik adalah salah satu kebutuhan sekunder setiap manusia.
Salah satu dari kegiatan jurnalistik adalah menulis berita, berita sendiri di
definisikan sebagai sebuah tulisan faktual yang bersifat informatif untuk
khayalak ramai. Beberapa definisi lain mengenai berita adalah bahwa berita
adalah tulisan yang dikumpulkan dari 7 penjuru angin. Berita sebagai media
massa memiliki fungsi untuk memberikan informasi, pendidikan, koreksi,
menghibur, mediasi (to inform, to educate, to influence, to entertain, to
mediate), selain mejalankan fungsi sosial nya diatas ternyata kini media
massa mempunyai kekuatan dalam hal pembentukan opini publik, pengalihan isu,
pengangkatan kepentingan suatu orang maupun golongan tertentu.
Rabu,
20 Februari 2013. Direktur utama PT. Antara, Bpk. Saiful menjelaskan bahwa kini
media berperan aktif dalam kemajuan suatu bangsa, karna media hari ini sudah
melebih batas-batas fungsinya. Media hari ini dijadikan alat politik bagi elit
politik, karena media adalah pembentuk opini publik khusunya di di negara kita
ini Indonesia. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa kaum intelektual harus
cerdas menanggapi soal media hari ini, kita harus pandai memilah suatu berita,
dan kita juga harus tanggap mengenai apa yang terjadi di dunia jurnalistik
indonesia hari ini. Berbagai media massa cetak maupun elektronik seperti koran,
majalah dan televisi hari ini cenderung menginformasikan hal-hal yang bersifat
subjektif serta memihak kepada suatu golongan tertentu. Tidak bisa dipungkiri
media hari ini mejadi simbol-simbol politik, sehingga masyarakat terdoktrinasi
oleh berita-berita yang disuguhkan di massa setiap harinya. Berita-berita yang
dipanggungkan di televisi maupun media cetak ini akan mempengaruhi pola
pemikiran masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi pula intelektulitas suatu
bangsa tsb.
Fungsi
media massa hari ini telah bergeser kepada hakikatnya, kini media lebih
mementingkan menyuguhkan berita-berita yang berlebihan dan menarik tanpa
mempertimbangkan unsur-unsur dalam suatu berita, dengan asumsi rating media
mereka akan tinggi, dan akhirnya komersialisasi informasi pun tidak bisa
dibendung. Kita sebagai mahasiswa tidak boleh berdiam diri melihat kondisi
tersebut, kaum intelektual seharusnya lebih cerdas dan cerdik memilih sebuah
berita sehingga nantinya mahasiswa tidak terbawa arus kekacauan masyarakat,
kita mahasiswa harus bisa menjadi insan penerus serta pelurus, dan cerdas
menanggapi soal keterlibatan media dikalangan elit politik hari ini. Mahasiswa
yang cerdas dalam kondisi seperti ini akan menjadi pilar-pilar penyampaian
informasi kepada masyarakan sehingga masyarakat tidak terus menerus dibodohi
oleh ketidaktahuan mereka mengenai dunia jurnalistik itu sendiri. Berdasarkan pemaparan
pak saiful pada acara Quantum Jurnalisme ini, maka pada hakikatnya jurnalistik
adalah salah satu ilmu sosial yang sangat berperan aktif dalam kemajuan suatu
bangsa.
Mahasiswa
yang cerdas tidak dapat dibentuk secara instan, proses yang pembentukan karakter
dan pendisiplinan ilmu perlu diterapakan dalam kehidupan sehari-hari seorang
mahasiswa. Berbicara soal jurnalistik, berita, pers, dll. Pada dasarnya adalah
kegiatan tulis-menulis. Untuk menjadi kontrol sosial yang baik, maka mahasiswa
tentunya perlu pemahaman mengenai jurnalistik itu sendiri, karena idealnya apa
yang mahasiswa suarakan, apa yang mahasiswa koreksi, dan informasikan harus
memiliki landasan pengetahuan yang jelas.
Kakanda
Ulin Yusron yang telah berkecimpung didunia jurnaslitik dan salah satu anggota
dari Aliansi Jurnalis Independent (AJI), ketika diberi kesempatan unttuk
mengisi materi dalam acara ini, memaparkan bahwa “seorang jurnalis sebagai
penulis berita, dan secara langsung sebagai pembentuk opini publik melalui
beritanya haruslah independent, dia tidak terikat oleh kepentingan golongan
maupun partai politik, tugas seorang jurnalis adalah menulis berita faktual
yang nantinya akan menjadi informasi yang layak untuk konsumsi publik”. Namun
pada kenyataan kondisi pilar keempat demokrasi di indonesia hari ini sudah
mulai tidak berjalan dalam koridornya, banyak jurnalis dan media massa
ditunggangi oleh kepentingan partai politik, membuat perjanjian-perjanjian,
komersilisasi informasi, sehingga pada akhirnya informasi yang harusnya dibuat
oleh jurnalis secara objektif dan faktual berubah mejadi berita yang subjektif
dan manipulatif.
Kebebasan
pers memang tidak diatur secara diplomatif, namun para pekerja pers memiliki
kode etik jurnalistik yang harus diikuti dengan sebaik-baiknya. Kode etik
jurnalistik ini secara garis besar mengatur hak dan kewajiban seorang pekerja
pers, apa yang seharusnya pekerja pers kerjakan dalam profesinya, serta
menjelaskan bagaimana etika-etika seorang jurnalis dalam mengambil, mengolah,
danmeng publish sebuah berita. Seorang jurnalis yang mengerti akan
batasan-batasannya akan menghasilkan sebuah berita berdasarkan fungsi pers dan
akan menjadi konsumsi publik yang layak untuk pembangunan bangsa yang lebih
baik.
Era
teknologi yang terus berkembang, menggeser semua aspek kehidupan yang dahulunya
primitif kini menjadi termodernisasi secara otomatis. Tak ketinggalan pula
kemajuan teknologi dibidang media massa. Media massa yang dahulu di dominasi
oleh media massa konvensional seperti koran, majalah, televisi dll. Kini telah mengalami kemajuan
sehingga munculah sebuah media massa digital yang menjanjikan kecepatan akses
berita, realtime, dan fleksibilitas pengaksesan data.
Menurut,
kakanda Domu seorang wartawan senior yang menjadi salah satu pemateri dalam
Quantum Jurnalisme Lisuma Indonesia, menuturkan bahwa Media degital vis a
vis Media konvensional akan terjadi, seiring kebutuhan masyarakat terhadap
informasi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Media konvensional
menjanjikan kredibilitas subuah berita, dan Media digital menjanjikan sebuah
kecepatan akses berita dimanapun dan kapanpun. Setiap teknologi pasti memiliki
suatu kelebihan namun tentu juga memiliki keterbatasan. Media konvensional dan Media digital memeliki
kelebihannya masing-masing dalam memuat sebuat berita, dan masyrakatlah yang
nantinya akan menjadi pembaca dan penilai berita dari teknologi masing-masing
diatas.
Berita
dikatakan bernilai dan memiliki mutu yang tinggi ketika sang penggerak pena
menyajikan sebuah informasi yang aktual, unik, penting, maagnitude (berpengaruh
besar), mendidik, mmenghibur, informatif, dan memiliki kontrol sosial positif
untuk kemajuan bangsa. Berita yang bermutu dihasilkan dari proses yang panjang,
dari proses wawancara yang baik, dan meramu berita secara cerdas. Berita yang
baik adalah berita yang eksklusif, yang memberikan informasi sejelas-jelasnya
kepada publik.
Dalam
menulis berita kita dapat memilih teknik menulis berita apa yang akan kita
tulis. Straight News adalah teknik menulis berita yang memiliki kriteria
kalimat lugas, pendek dan tepat. News
Feature adalah teknik menulis berita dengan sebuah gambaran peristiwa yang
lugas, dan mengunggulkan diksi. Feature
merupakan teknik penulisan berita secara dekriptif, penulis mendeskripsikan
keadaan disuatu tempat dengan cerdas dan lugas. Lead aadalah bagian terpenting
dalam suatu berita, lead berisi informasi-informasi yang oenting dalam ebuah
berita dan biasanya diletakan diparagraf pertama sebuah untaian berita yang
akan disajikan, sehingga Lead menjadi cerminan dasar yang nantinya menjadi
indikator mutu sebuah berita.
Mahasiswa
tidak boleh tertinggal pengetahun ketika semua orang berbondong-bondong
mengkonversikan media konvensional mereka ke media digital. Tidak dapat
dipungkiri bahwa kemajuan ICT kini telah menjalar dalam kebutuhan pokok
manusia, oleh karena itu kita sebagai mahasiswa pun perlu melakukan usaha-usaha
atau upgrading Teknologi dalam hal ini media digital atau biasa diisebut
media online. Setiap media online punya cirikhasnya masing-masing biasanya
cirikhas penulisan berita bisa terdapat pada Leadnya yang berbobot serta topik
yang diangkat dalam sebuah berita tersebut. Media online membeerikan kecepatan
akses berita, fleksibelitas, interaktif, lengkap serta sifat realtime yang kini
menjadi sesuatu yang diminati oleh masyarakat sipil pada khusunya. Namun
disamping memiliki beberapa keunggulan setiap teknologi pun memiliki
problemanya masing-masing, untuk media online ini problem umum yang perlu
diperhatikan adalah sedikitnya pengakses melalui internet, desain tulisan yang
semakin banyak pesaing, kurang update, sedikitnya akses ke social media.
Sehingga para jurnalitik media digital harus terus mengkomparasi tampilan media
mereka sessuai psikologis pembaca onlina dan haru memaksimalkan layanan pada
media online tersebut, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kemajuan media
online kedepannya.
Media
online memiliki beberapa karakter yang saya kira perlu kita pahami
bersama-sama. Karakter yang pertama iyalah Content is the king yang berarti bahwa
setiap konten yang disajikan adalah raja, sesuatu yang penting dan yang akan
mendapakan perhatian lebih para developer media online. Kedua, User behavior
yang berarti bahwa media online sangat mengerti keperluan user atau pembaca,
sehingga timbulan rasa kenyamanan saat membaca berita di media online. Ketiga,
Statistik menandakan bahwa dalam penyajian berita di media online perlu
adanya evaluasi berupa statistik, yang nantinya developer media akan mengetahui
sejauh mana media online mereka berkembang. Keempat, Marketing diartikan
sebagai pasar, media online tentunya mengharapkan provit untuk perkembangan
media itu sendiri di masa depan, sehingga media online pun turut serta
menguasai pasar khusunya pasar periklannan. Kelima, Technology, ini
adalah hal mutlak untuk keberlangsungan sebuah media online, media online
tentunya terus berlomba-lomba memberikan teknologi yang terbaik untuk pembaca
media tsb. Kaarakter-karakter media online diatas saling berkesinambungan satu
sama lain, sehingga perlu diketahui bahwa kegiatan jurnalistik di media
konvensional maupun media digital, memiliki karakter yang berbeda-beda dan
hasil jadi yang berbeda-beda pula untuk disajikan.
0 Response to "Journalism for the Intellectuals"