Deklarasi Komunitas Seduluran Surabaya di Tugu Pahlawan

SURABAYA - Sekitar lima puluh orang berkostum pejuang kemarin (7/11) berkumpul di halaman Tugu Pahlawan Surabaya. Ada yang berperan sebagai tentara BKR, tentara Jepang, suster, dan sebagainya. Tidak sekadar mengenakan kostum tempo dulu, mereka juga bermain perang-perangan.

Itu adalah rangkaian acara Deklarasi Komunitas Seduluran Suroboyo. Sejumlah pejabat dan tokoh terlihat ikut mengenakan pakaian khas zaman perang itu. Di antaranya Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Wakil Wali Kota Surabaya Arif Afandi, dan Bambang Sulistomo (putra Bung Tomo). Selain menggelar deklarasi di tugu pahlawan, mereka juga berkunjung ke museum serta menonton film perjuangan.

Saifullah Yusuf yang juga penasihat Komunitas Seduluran Suroboyo mengatakan acara tersebut digelar untuk memberikan penghormatan kepada Bung Tomo. ''Bung Tomo itu pahlawan yang punya idealisme tinggi," ujar Saiful.

Selain itu, kata Gus Ipul -sapaan Saifullah Yusuf- Komunitas Seduluran Suroboyo juga memberikan penghargaan kepada 35 tokoh yang berperan menjadi Bung Tomo sebagai pahlawan nasional. Salah satu tokoh yang mendapat penghargaan adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

''Presiden SBY yang menetapkan Bung Tomo sebagai pahlawan nasional,'' kata Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Ansor itu. Koran Jawa Pos juga salah satu yang mendapatkan penghargaan karena konsisten mendorong pemerintah untuk menetapkan tokoh perjuangan 10 November 1945 itu sebagai pahlawan nasional.

Selain pemberian penghargaan, acara lain yang akan dihelat adalah launching nada sambung pribadi (NSP) berjudul Bung Tomo, tadi malam di Restoran Hallo Surabaya. Lagu ciptaan Darmo Perwira itu berjenis balada dengan durasi tujuh menit.

Menurut Freddy H. Istanto, salah satu pemrakarsa Seduluran Suroboyo, launching NSP itu dilakukan berbarengan dengan momentum deklarasi komunitas Seduluran Suroboyo. "Kami sudah ada MoU dengan Telkom," jelasnya

Lagu tersebut juga dinyanyikan langsung oleh Darmo Perwira secara akustik. Rencananya hasil dari NSP tersebut akan dibagi dua, untuk pengarang dan komunitas Seduluran Suroboyo. Selain me-launching NSP Bung Tomo, dalam acara tersebut di-launching amplop bergambar Bung Tomo.

Amplop tersebut satu paket dengan prangko bergambar Suramadu. "Kami juga menyiapkan prangko Bung Tomo, tapi realisasi dari kantor pos baru tahun depan," jelas wakil bendahara Seduluran Suroboyo itu.

Surabaya Juang

Menyambut hari pahlawan yang jatuh pada Selasa (10/11), berbagai acara terus digelar. Kemarin. sebanyak 224 Jeep Willys berseliweran di jalan-jalan utama Surabaya dalam reli napak tilas pertempuran 10 November.

Para peserta reli perjuangan yang sebagian besar berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Jogjakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur diberikan lima soal oleh panitia. Isinya, trayek yang wajib ditempuh para pengemudi jeep. Jika dapat menemukan jalan yang dimaksud, mereka akan tiba pada lokasi bersejarah di Surabaya.

Ketua Panitia Jeep Carnival Tjahyadi Gunawan menjelaskan jawaban soal akan membawa pengemudi menuju ke makam W.R Supratman, Situs Sunan Ampel, Monumen Jembatan merah, Monumen Tugu pahlawan, Situs perjuangan 10 November di Hotel Majapahit, dan finish di Taman Surya.

"Untuk mereka yang berasal dari luar kota dan tidak mengenal jalan-jalan di Surabaya, ini cukup sulit," kata dia. Gunawan menuturkan, Jeep Willys merupakan salah satu saksi perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Deklarasi Komunitas Seduluran Surabaya di Tugu Pahlawan"